ada beribu keanggunanberbingkai seratus kecantikan
tapi tak pernah mengungkap soal hati
karenanya ia adalah rahasia
ada terlintas keindahan
ditaburkan atasnya rona warna suka
tak sedetikpun memuat soal rasa
karenanya ia adalah nurani
kamu dan kamu
adalah perpaduan fikir
penyatuan imagi dan doa-doa
dari awal diciptamu hingga akhir nanti
ada saatnya perjalanan berhenti sejenak
jenuh bosan atau ingin istirahat
meski demikian detik menit dan jam memburu
sedang kita meninggalkannya begitu saja
apa yang terlintas dalam benak
tak selamanya benar mungkin hanya penundaan
tak akan ada lagi hari yang lain
hari ini adalah penentuan bagi yang berperang
prajurit, komandan serta jenderal sekalipun
tak akan menunda pertempuran karena istrinya melahirkan
penjaja, penjual serta pengusaha sekalipun
tak pernah menggagalkan transaksi sebab datang badai
karenanya tak ada alasan untuk berhenti sejenak
meski halang rintang menghujani kolong langit.
malam selalu saja menyisakan misteri
tak ubahnya hari ini jelang tenggelam matahari
gumpalan awan hitam berarak pekat
tak memikat melainkan mengusung rintik
tak berapa lama air berjatuhan dari langit
mengguyur dedaunan membasahkan perhelatan
entah berapa lama tetes menggenang
tak seorang dan ujud benda memahami
keberadaan rintik rahasia ilahi
diisyaratkan pada setiap jengkal kehidupan
tak perlu bagi manusia untuk mencoba meniadakannya
sebab ia adalah muara syukur dan nikmat tercurah.
ada kucing ditengah jalan
menyeberangi alurnya dengan cepat
aku hanya bisa melewati kelebatnya
dan berharap cemas tak menyentuhnya
menyentuhnya adalah pertanda buruk
demikian mitos turun temurun
semenjak ada yang celaka setelah melindasnya
nah bukan hanya pertanda tapi peringatan
ini soal harga diri
sebuah kesombongan
adalah harga mati awal terbit celaka
keangkuhan menjadi tirani
kesengsaraan hadir menyertainya
jam lima tak lama usai subuh
hujan turun dari langit
berirama dan melantunkan syair rintik
aku bergegas melanjutkan ritme nyawaku
asa menumpuk memimpikan wujud
entah kapan kan datang
suatu saat nanti kalau ditakdirkan
tersenyum ia akan menghampiriku
sejak saat itu berhari kami berdansa
melukiskan keindahan bersama
berkarya hingga ambang nadi
berdenyut sampai usai dan usai
ada yang menahan dan menghimpit bicara
ada pertanyaan yang enggan di jawab
bukan retorika tanpa jawab
sudah menumpuk beban diatas tanya
membuat lisan enggan menjawab
bila pertanyaan ini didendangkan
berulang dan berulang hati pasti terusik
meski ia pantang untuk sekedar berbisik
usah dicecar sebab pasti sia sia
bila tiba waktu menjawabnya
pasti ada di benang merah garis takdir
rahasia-Nya tertulis di doa dan langkah
aku sulit untuk berkata
ada gembok menyumpal bibir
terkunci rapat tak dapat dibuka paksa
sangat rahasia hingga enggan berujar
apa soal sedemikian rapat
tak seorangpun bisa memaksanya
meski halus dan perlahan
walau dicoba tak lewat jalurnya
atau harus mati untuk mempertahankan diam
karena ini pesoalan tentang cinta
melihat aku berarti memindai kesemrawutan
yang tak berangsur membaik semakin kelam
memuncak hasrat untuk membersihkan
namun aku sudah tenggelam dalam warna
melihat aku berarti mencari doa
yang tak berujung bermenit berhari lamanya kulafalkan
tak henti barang sekejap
pun menghujam ke arahku taring pertarungan
aku hanya ingin lebih baik.
